adaa novell , yg kisahnya dalem banget ... tengok deh
buku terbitan Inandra Published ini mengisahkan perjuangan dasyat Gita Sesa Wanda Cantika (Keke) melawan kanker ganas. Diceritakan bahwa Keke itu adalah gadis usia 15 tahunan yang sangat enerjik dan ceria. Ia tinggal bersama kedua kakak lelakinya (Chika dan Kiki) serta ayahnya (Joddy) yang baru saja cerai dengan ibunya. Suatu hari, Keke tertular penyakit mata kakaknya, Kiki. Awalnya ia santai-santai saja. Namun telah beberapa hari matanya tidak sembuh juga. Dan parahnya, ketika ia bermain voli dengan temannya, tiba-tiba Keke pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit oleh ayahnya. Disitulah ayahnya tahu bahwa Keke telah terinfeksi penyakit rabdomiosarkoma atau
kenker jaringan lunak, kanker paling ganas yang pernah ada.
Penyebab kanker ini masih belum diketahui. Dokter menyarankan untuk melakukan operasi sesegera mungkin, atau nyawa Keke tidak dapat diselamatkan. Namun, setelah mengetahui resiko dari operasi ini ~ yaitu kehilangan sebagian wajah dan sebelah mata ~ maka Joddy memutuskan untuk mencari jalan lain, jalan alternatif.
Berkali-kali Joddy mencari pengobatan alternatif, namun tak satu pun yang dapat menolong Keke. Keadaannya justru semakin memburuk. Keke ~ yang belum tahu bahwa dirinya mengidap kanker ~ mulai curiga tentang penyakit yang dideritanya. Hingga saat percobaan pengobatan terakhir di Banten, Keke akhirnya mengetahui semuanya karena si pemilik pengobatan itu membicarakan kanker tersebut tanpa sengaja di depan Keke. Disitu hatinya benar-benar sakit, tapi ia tak mau menunjukkan rasa sakitnya ke semua orang yang mengantarnya (Joddy, pak Iyus ~ karyawan Joddy ~ , dan sahabat-sahabatnya).
Joddy bukan tipikal ayah yang mudah menyerah. Akhirnya ia menemukan dokter spesialis kanker no.1 di Indonesia. Awalnya, dokter ini menyarankan hal yang sama, operasi. Namun Joddy bersekukuh agar dapat mencari cara yang lain. Kemudian dokter itu menyarankan untuk di-kemoterapi saja ~ walaupun belum tentu sembuh 100% ~. Joddy dengan segera menyetujuinya. Berbagai tahap kemoterapi dan radiologi harus dijalani oleh Keke. Ia selau menahan rasa sakitnya yang sangat itu. Sebagai anak usia 15 tahun, Keke termasuk anak yang kuat. Hingga kesembuhan pun ia dapatkan.
Namun itu hanya sesaat..
Beberapa bulan kemudian, Keke dikatakan terinfeksi, masih kanker yang sama. Saat mendengar ini, ia hanya bisa pasrah dan berkata pada ayahnya, "Ayah.. tidak apa-apa, kalau Tuhan maunya Keke menjalanin cobaan ini.. Keke siap!" (halaman 122 dari 232). Jelas ini adalah kebohongan besar Keke, bahwa ia sesungguhnya sangat tidak siap. Ia hanya ingin membuat ayahnya sedikit gembira. Tapi justru, tekad inilah yang nantinya menemani Keke samapai penghujung umurnya.
Semua dokter tidak sanggup menangani Keke lagi, bahkan dokter Singapura pun, begitu juga Amerika Serikat. Tidak ada yang mampu menolong Keke. Namun gadis itu tetap semangat menjalani hidup. Hingga sebelum akhir khayatnya, bahkan ia masih sempat mengikuti ujian akhir sekolah dan mendapatkan peringkat ketiga di kelasnya!. Sungguh luar biasa, padahal ketika ujian, ia lumpuh!. Hari terakhir ujian pun ia lewati dengan bantuan tangan Pak Iyus, karena Keke tak bisa menggunakan tangannya lagi.
Dan akhirnya, Ia meninggal tepat tanggal 25 Desember, pukul 11 malam. Sebuah wangi melati muncul misterius selama 5 menit, disaksikan beberapa orang yang menemani di detik-detik terakhir nafas Keke. Wangi itu mengakhiri ketegaran perjuangan seorang Keke di dunia ini. Mengingatkan kita, bahwa tak ada yang abadi, semua hanya sementara.
kenker jaringan lunak, kanker paling ganas yang pernah ada.
Penyebab kanker ini masih belum diketahui. Dokter menyarankan untuk melakukan operasi sesegera mungkin, atau nyawa Keke tidak dapat diselamatkan. Namun, setelah mengetahui resiko dari operasi ini ~ yaitu kehilangan sebagian wajah dan sebelah mata ~ maka Joddy memutuskan untuk mencari jalan lain, jalan alternatif.
Berkali-kali Joddy mencari pengobatan alternatif, namun tak satu pun yang dapat menolong Keke. Keadaannya justru semakin memburuk. Keke ~ yang belum tahu bahwa dirinya mengidap kanker ~ mulai curiga tentang penyakit yang dideritanya. Hingga saat percobaan pengobatan terakhir di Banten, Keke akhirnya mengetahui semuanya karena si pemilik pengobatan itu membicarakan kanker tersebut tanpa sengaja di depan Keke. Disitu hatinya benar-benar sakit, tapi ia tak mau menunjukkan rasa sakitnya ke semua orang yang mengantarnya (Joddy, pak Iyus ~ karyawan Joddy ~ , dan sahabat-sahabatnya).
Joddy bukan tipikal ayah yang mudah menyerah. Akhirnya ia menemukan dokter spesialis kanker no.1 di Indonesia. Awalnya, dokter ini menyarankan hal yang sama, operasi. Namun Joddy bersekukuh agar dapat mencari cara yang lain. Kemudian dokter itu menyarankan untuk di-kemoterapi saja ~ walaupun belum tentu sembuh 100% ~. Joddy dengan segera menyetujuinya. Berbagai tahap kemoterapi dan radiologi harus dijalani oleh Keke. Ia selau menahan rasa sakitnya yang sangat itu. Sebagai anak usia 15 tahun, Keke termasuk anak yang kuat. Hingga kesembuhan pun ia dapatkan.
Namun itu hanya sesaat..
Beberapa bulan kemudian, Keke dikatakan terinfeksi, masih kanker yang sama. Saat mendengar ini, ia hanya bisa pasrah dan berkata pada ayahnya, "Ayah.. tidak apa-apa, kalau Tuhan maunya Keke menjalanin cobaan ini.. Keke siap!" (halaman 122 dari 232). Jelas ini adalah kebohongan besar Keke, bahwa ia sesungguhnya sangat tidak siap. Ia hanya ingin membuat ayahnya sedikit gembira. Tapi justru, tekad inilah yang nantinya menemani Keke samapai penghujung umurnya.
Semua dokter tidak sanggup menangani Keke lagi, bahkan dokter Singapura pun, begitu juga Amerika Serikat. Tidak ada yang mampu menolong Keke. Namun gadis itu tetap semangat menjalani hidup. Hingga sebelum akhir khayatnya, bahkan ia masih sempat mengikuti ujian akhir sekolah dan mendapatkan peringkat ketiga di kelasnya!. Sungguh luar biasa, padahal ketika ujian, ia lumpuh!. Hari terakhir ujian pun ia lewati dengan bantuan tangan Pak Iyus, karena Keke tak bisa menggunakan tangannya lagi.
Dan akhirnya, Ia meninggal tepat tanggal 25 Desember, pukul 11 malam. Sebuah wangi melati muncul misterius selama 5 menit, disaksikan beberapa orang yang menemani di detik-detik terakhir nafas Keke. Wangi itu mengakhiri ketegaran perjuangan seorang Keke di dunia ini. Mengingatkan kita, bahwa tak ada yang abadi, semua hanya sementara.
0 komentar:
Posting Komentar